"Duh, belum ada budget-nya nih." "Duh, pengeluaran lagi banyak, nanti dulu deh."
Kalimat-kalimat ini mungkin terdengar sangat akrab. Mungkin Anda juga pernah mengucapkannya saat ditawari produk asuransi. Dan itu manusiawi—karena memang, biaya hidup makin ke sini makin terasa. Tapi kalau boleh jujur, pernahkah Anda benar-benar tidak punya budget, atau hanya belum menyisihkannya dengan sadar? Inilah konsep penting yang sering disalahpahami: memiliki asuransi bukan tentang menunggu sisa, melainkan soal menyisihkan.
Bayangkan begini: Anda gajian Rp5 juta. Setelah bayar ini-itu, cicilan, belanja bulanan, dan jajan sedikit-sedikit, yang tersisa? Mungkin tinggal serpihan. Lalu Anda berkata, “Belum bisa ambil asuransi.”
Padahal, andai dari awal Anda menyisihkan hanya Rp300 ribu saja sebelum belanja lainnya, Anda sudah bisa terlindungi. Ini bukan soal nominal besar atau kecil. Ini soal prioritas. Karena kita tidak sedang bicara tentang membeli sesuatu, tapi melindungi sesuatu: hidup dan masa depan Anda serta orang-orang yang Anda cintai.

Asuransi Adalah Pengeluaran Cerdas, Bukan Beban
Coba pikirkan: kita rela mencicil gadget 12 bulan. Kita rutin langganan streaming. Tapi untuk perlindungan yang bisa menyelamatkan kita dari tagihan rumah sakit puluhan juta rupiah? Kok masih harus menunggu sisa? Inilah saatnya mengubah cara pandang:
- Asuransi bukan pengeluaran, tapi investasi proteksi.
- Bukan beban, tapi penyelamat di saat genting.
- Bukan hanya untuk orang kaya, tapi untuk yang tidak ingin jatuh miskin karena satu musibah.
Karena Masalah Tidak Menunggu Anda Siap
Penyakit, kecelakaan, musibah—mereka tidak pernah bertanya, “Eh, kamu sudah punya budget belum?”
Mereka datang kapan saja. Dan saat itu terjadi, Anda akan bersyukur pernah menyisihkan sedikit demi masa depan. Karena biaya rumah sakit tidak akan bertanya apakah Anda sedang di tanggal tua.

Kesimpulan
Asuransi bukan untuk hari ini. Asuransi adalah untuk hari ketika Anda membutuhkannya, tapi tidak bisa membelinya lagi.
Jadilah pribadi yang bijak.
Bukan dengan menyisakan, tapi dengan menyisihkan.
Karena masa depan bukan tentang siapa yang paling kaya, tapi siapa yang paling siap.